Senin, 28 Mei 2012

“IUGR (Intra Uterine Growth Retardation)”


2.1 Defenisi
            IUGR (Intra uterine Growth Retardation) adalah berat badan bayi baru kurang dari persentil 10 untuk usia kehamilan bayi, dalam artian bayi baru lahir berukuran lebih kecil dengan usia kehamilannya. (Asuhan kebidan patologi)


2.2 Klasifikasi IUGR 
            Klasifikasi IUGR / Pertumbuhan janin terhambat(PJT) yaitu:
a.       PJT  tipe I atau dikenal juga sebagai tipe simetris. Terjadi pada kehamilan 0-20 minggu,terjadi gangguan potensi tubuh janin ntuk memperbanyak sel (hiperplasia), umumnya disebabkan oleh kelainan kromosom atau infeksi janin.prognosisnya buruk.
b.      PJT tipe II atau dikenal juga sebagai tipe asimetris.terjadi pada kehamilan 24-40 minggu, yaitu gangguan potensi tubuh janin untuk memperbesar sel (hipertrpi), misalnya pada hipertensi dalam kehamilan disertai insufisiensi plasenta. Prognosisnya baik.
c.       PJT tipe III adalah kelainan diantara dua tipe diatas. Terjadi pada kehamilan 20-28 minggu,yaitu gangguan potensi tubuh kombinasi antara gangguan hiperplasia dan hipertropi sel. Misalnya dapat terjadi pada malnutrisi ibu,kecanduan obat,atau keracunan.

2.3 Etiologi    
            Penyebab IUGR dibeadakan menjadi 3 faktor,yaitu:
a.       Maternal/ibu seperti: Tekanan darah tinggi, penyakit ginjal kronis , riwayat Diabetes mellitus, penyakit jantung dan pernafasan, malnutrisi dan anemia, infeksi, pecandu alkohol, obat-obatan tertentu dan  perokok.
b.      Uterus dan plasenta : penurunan aliran darah dari uterus ke plasenta, plasenta abruption , plasenta previa, infark plasenta.
c.       Factor janin antara ain : janin kembar, penyakit infeksi, kelainan kongenital, kelainan kromosom, pajanan teratogen.
2.4 Manifestasi Klinis
      Bayi-bayi yang dilahirkan dengan PJT biasanya tampak kurus, pucat, dan berkulit keriput. Tali pusat umumnya tampak rapuh dam layu dibanding pada bayi normal yang tampak tebal dan kuat. PJT muncul sebagai akibat dari berhentinya pertumbuhan jaringan atau sel. Hal ini terjadi saat janin tidak mendapatkan nutrisi dan oksigenasi yang cukup untuk perkembangan dan pertumbuhan organ dan jaringan, atau karena infeksi. Meski pada sejumlah janin, ukuran kecil untuk masa kehamilan bisa diakibatkan karena faktor genetik (kedua orangtua kecil), kebanyakan kasus PJT atau Kecil Masa Kehamilan (KMK) dikarenakan karena faktor-faktor lain. Beberapa diantaranya sbb:
PJT dapat terjadi kapanpun dalam kehamilan. PJT yang muncul sangat dini sering berhubungan dengan kelainan kromosom dan penyakit ibu. Sementara, PJT yang muncul terlambat (>32 minggu) biasanya berhubungan dengan problem lain. Pada kasus PJT, pertumbuhan seluruh tubuh dan organ janin menjadi terbatas. Ketika aliran darah ke plasenta tidak cukup, janin akan menerima hanya sejumlah kecil oksigen, ini dapat berakibat denyut jantung janin menjadi abnormal, dan janin berisiko tinggi mengalami kematian.

2.5 Faktor Resiko
1.      Ibu yang secara konstitusional kecil
Wanita berpostur kecil biasanya memiliki bayi yang lebih kecil. Tidak jelas apakah fenomena ibu kecil melahirkan bayi kecil bersifat alami atau karena lingkungan, tetapi lingkungan yang disedia kan oleh ibu lebih penting dalam menentukan berat badan lair dari pada konstribusi genetiknya. Pada wanita yang berat badannya rata-rata atau rendah, kurangnya peningkatan berat selama kehamilan mungkin berkaitan dengan hambatan pertumbuhan janin. Akan tetapi,jika ibu yang bersangkutan bertubuh besar dan sehat, pertambahan berat yang kurang dari rata-rata tanpa penyakit ibu, kecil kemungkinan dengan hambatan pertumbuhan janin yang signifikan. Ibu hamil sebaiknya menghindari retriksi mencolok pertambahan berat selama paruh terakhir kehamilan.

2.      Deprivasi sosial
Efek deprivasi sosial pada berat badan lahir berkaitan dengan efek faktor gaya hidup yang menyertainya seperti merokok, penyalahgunaan alkohol dan zat lain, dan kurang gizi. Wanita yang paling mengalami deprivasi sosial memiliki bayi paling kecil dan tidak adanya sumber daya psikososial, meningkatkan resiko hambatan pertumbuhan pada janin.
3.      Infeksi Janin
Infeksi virus, bakteri, protozoa dan spirokaeta dilaporkan berperan sebagai penyebab pada hampir 5% kasus hambatan pertumbuhan janin. Infeksi yang paling terkenal dari kelompok ini adalah infeksi yang disebabkan oleh rubella dan sitomegalovirus. Hepatitis A dan B dilaporkan berkaitan dengan pesalinan prematur,namun dapat juga menyebabkan hambatan pertumbuhan janin. Listeriois, tuberkulosis, dan sifilis juga silaporkan menyebabkan hambatan pertumbuhan janin. Toksoplamosisi adalah infeksi protozoa yang paling sering dikaitkan dengan gangguan pertumbuhan janin tetapi malaria kongenita juga dapat menyebabkan hal yang sama.
4.      Penyulit Medis pada Ibu
Penyakit vaskular kronis, terutama jika diperberat oleh adanya preeklamsia sering menyebabkan hambatan pertumbuhan. Preeklamsia itu sendiri juga dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan janin, terutama jika kehamilannya sebelum 37 minggu. Penyakit ginjal dapat disertai oleh hambatan pertumbuhan janin. Janin dari wanita yang tinggal didaerah ketinggian biasanya lebih ringan dibandingkan dengan mereka yang lahir dari ibu yang tinggal didaerah yang lebih rendah. Janin dari wanita dengan penyakit jantung sianotik sering mengalami hambatan pertumbuhan yang parah. Pada segian besar kasus, anemia tidak menyebabkan hambatan pertumbuhan. Pengecualiannya antar lain adalah anemia sel sabit atau anemia herediter lain yang berkaitan dengan penyakit serius pada ibu.
5.      Kelainan plasenta dan tali pusat
Sulosio plasenta parsial kronis, infark luas, atau  korioangioma cenderung menyebabkan hambatan pertumbuhan janin. Insersi marginal tali pusat dan terutama insersi velamentosa lebih besar kemungkinannya disertai oleh hambatan pertumbuhan janin.
6.      Janin Multipel
Kehamilan dengan dua atau lebih janin lebih besar kemungkinannya mengalami penyulit hambatan pertumbuhan satu atau lebih janin dibandingkan dengan kehamilan tunggal. Memang, hambatan pertumbuahn dilaporkan terjadi pada 10 sampai 15 persen janin kembar.
7.      Kehamilan ekstrauterus
Janin yang tumbuh diluar uterus biasanya mengalami hambatan pertumbuhan. Malformasi uterus ibu juga diaporkan berkaitan dengan gangguan pertumbuhan janin.

2.6 Mortalitas dan Morbiditas
            Pertumbuhan janin terhambat berkaitan dengan mortalitas dan morbiditas. Kematian janin, asfiksia lahir,aspirasi mekonium, serta hipoglikemia janin meningkat, demikian juga prevalensi kelainan perkembangan saraf. Hal ini berlaku baik bagi bayi aterm maupun prematur.
            Pertumbuhan dan perkembangan pascanatal pada janin dengan hambatan pertumbuhan bergantung pada kausa hambatan, gizi selama masa bayi,dan lingkungan sosial. Bayi dengan hambatan pertumbuhan akibat faktor konstitusional ibu, kromosom,virus atau kongenital akan tetap kecil seumur hidupnya. Merka yang mengalami hambatan pertumbuhan in utero akibat insufisiensi plasenta sering dapat tumbuh mengejar ketertinggalannya setelah lahir mendekati potensi pertumbuhan herediternya jika berada di lingkungan yang optimal. Demikian juga, prognosis perkembangan neurologis pada bayi dengan hambatan pertumbuhan dipengaruhi oleh lingkungan pascanatal. Bayi demikian yang lahir dari keluarga dengan tingkat sosiekonomi tinggi lebih jarang mengalami masalah perkembangan selama tindak lanjut.

2.7 Diagnosis
1. Faktor Ibu
Ibu hamil dengan penyakit hipertensi, penyakit ginjal dan kardiopulmonal dan pada kehamilan ganda.
2. Tinggi Fundus Uteri
cara ini sangat mudah, murah, aman, dan baik untuk diagnosa pada kehamilan kecil. Caranya dengan menggunakan pita pengukur yang di letakkan dari simpisis pubis sampai bagian teratas fundus uteri. Bila pada pengukuran di dapat panjang fundus uteri 2 (dua) atau 3 (tiga) sentimeter di bawah ukuran normal untuk masa kehamilan itu maka kita dapat mencurigai bahwa janin tersebut mengalami hambatan pertumbuhan.
3. USG Fetomaternal
Pada USG yang diukur adalah diameter biparietal atau cephalometry angka kebenarannya mencapai 43-100%. Bila pada USG ditemukan cephalometry yang tidak normal maka dapat kita sebut sebagai asimetris PJT. Selain itu dengan lingkar perut kita dapat mendeteksi apakah ada pembesaran organ intra abdomen atau tidak, khususnya pembesaran hati.
Tetapi yang terpenting pada USG ini adalah perbandingan antara ukuran lingkar kepala dengan lingkar perut (HC/AC) untuk mendeteksi adanya asimetris PJT.
4. Doppler Velocimetry
Dengan menggunakan Doppler kita dapat mengetahui adanya bunyi end-diastolik yang tidak normal pada arteri umbilicalis, ini menandakan bahwa adanya PJT.

2.8  Penatalaksanaan
            Langkah pertama dalam menangani PJT adalah mengenali pasien-pasien yang mempunyai resiko tinggi untuk mengandung janin kecil. Langkah kedua adalah membedakan janin PJT atau malnutrisi dengan janin yang kecil tetapi sehat. Langkah ketiga adalah menciptakan metode adekuat untuk pengawasan janin pada pasien-pasien PJT dan melakukan persalinan di bawah kondisi optimal.
Untuk mengenali pasien-pasien dengan resiko tinggi untuk mengandung janin kecil, diperlukan riwayat obstetrik yang terinci seperti hipertensi kronik, penyakit ginjal ibu dan riwayat mengandung bayi kecil pada kehamilan sebelumnya. Selain itu diperlukan pemeriksaan USG. Pada USG harus dilakukan taksiran usia gestasi untuk menegakkan taksiran usia gestasi secara klinis. Kemudian ukuran-ukuran yang didapatkan pada pemeriksaan tersebut disesuaikan dengan usia gestasinya.Pertumbuhan janin yang suboptimal menunjukkan bahwa pasien tersebut mengandung janin PJT.
Tatalaksana kehamilan dengan PJT bertujuan, karena tidak ada terapi yang paling efektif sejauh ini, adalah untuk melahirkan bayi yang sudah cukup usia dalam kondisi terbaiknya dan meminimalisasi risiko pada ibu. Tatalaksana yang harus dilakukan adalah :
  1. PJT pada saat dekat waktu melahirkan. Yang harus dilakukan adalah segera dilahirkan
  2. PJT jauh sebelum waktu melahirkan. Kelainan organ harus dicari pada janin ini, dan bila kelainan kromosom dicurigai maka amniosintesis (pemeriksaan cairan ketuban) atau pengambilan sampel plasenta, dan pemeriksaan darah janin dianjurkan
a. Tatalaksana umum : setelah mencari adanya cacat bawaan dan kelainan kromosom
    serta infeksi dalam kehamilan maka aktivitas fisik harus dibatasi disertai dengan nutrisi
     yang baik. Tirah baring dengan posisi miring ke kiri, Perbaiki nutrisi dengan menambah 300 kal perhari, Ibu dianjurkan untuk berhenti merokok dan mengkonsumsi alkohol, Menggunakan aspirin dalam jumlah kecil dapat membantu dalam beberapa kasus IUGR Apabila istirahat di rumah tidak dapat dilakukan maka harus segera dirawat di rumah sakit. Pengawasan pada janin termasuk diantaranya adalah melihat pergerakan janin serta pertumbuhan janin menggunakan USG setiap 3-4 minggu
b. Tatalaksana khusus : pada PJT yang terjadi jauh sebelum waktunya dilahirkan, hanya
    terapi suportif yang dapat dilakukan. Apabila penyebabnya adalah nutrisi ibu hamil
    tidak adekuat maka nutrisi harus diperbaiki. Pada wanita hamil perokok berat,
    penggunaan narkotik dan alkohol, maka semuanya harus dihentikan
d.      Proses melahirkan : pematangan paru harus dilakukan pada janin prematur.
    Pengawasan ketat selama melahirkan harus dilakukan untuk mencegah komplikasi
    setelah melahirkan. Operasi caesar dilakukan apabila terjadi distress janin serta
    perawatan intensif neonatal care segera setelah dilahirkan sebaiknya dilakukan.
    Kemungkinan kejadian distress janin selama melahirkan meningkat pada PJT karena
    umumnya PJT banyak disebabkan oleh insufisiensi  plasenta yang diperparah dengan
    proses melahirkan.
2.9 Prognosis
            Pada kasus-kasus PJT yang sangat parah dapat berakibat janin lahir mati (stillbirth) atau jika bertahan hidup dapat memiliki efek buruk jangka panjang dalam masa kanak-kanak nantinya. Kasus-kasus PJT dapat muncul, sekalipun Sang ibu dalam kondisi sehat, meskipun, faktor-faktor kekurangan nutrisi dan perokok adalah yang paling sering. Menghindari cara hidup berisiko tinggi, makan makanan bergizi, dan lakukan kontrol kehamilan (prenatal care) secara teratur dapat menekan risiko munculnya PJT. Perkiraan saat ini mengindikasikan bahwa sekitar 65% wanita pada negara sedang berkembang paling sedikit memiliki kontrol 1 kali selama kehamilan pada dokter, bidan, atau perawat.

“Wanita Sebagai Gadis Remaja”


A.    DAY DREAMING
Perilaku sebagian ciri pubertas ditunjukkan dalam sikap, perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan. Sikap pubertas yang paling menonjol antara lain adalah sikap tidak tenang dan tidak menentu, hal yang dahulu menarik sekarang tidak lagi; adanya penantangan terhadap orang lain seakan-akan ingin mengtasi kesenangan orang lain, penantangan terutama tertuju pada orang dewasa atau orang yang lebih berkuasa; adannya sikap negatif yaitu kurang berhati-hati, gemar membicarakan orang lain, cepat tersinggung, mudah curiga dan sebagainya.Perasaan pubertas yang sangat menonjol antara lain adalah rasa sedih, yaitu ingin menangis dan marah meskipun penyebabnya "remeh"; memusuhi jenis kelamin lain; adanya rasa bosan terhadap permainan yang pernah disenanginya.Perihal perasaan lain yang nampak adalah keinginannya untuk menyendiri dan senang melamun tentang dirinya. Perbuatan-perbuatan yang sering nampak antara lain terlihat enggan bekerja, nampak selalu lelah, kadang-kadang perilakunya "tidak sopan".
Seperangkat ciri dan gejala si puber di atas, merupakan sinyal-sinyal peringatan bagi para pendidik dan pembimbingnya bahwa bagi anak didiknya akan datang masa remaja. Dengan melihat sinyal-sinyal dimaksud, para pendidik dan pembimbing akan "mempersiapkan diri" menghadapi keremajaan para remaja dengan berbagai tantangannya. Tantangan mana membutuhkan sikap dasar tertentu yaitu, pengertian, penerimaan dan pemahaman serta bersiap dengan teknik-teknik untuk menghadapi keunikan remaja.
Salah satu day dreaming remaja yaitu :
1.      Fantasi seks adalah kegiatan membayangkan adegan seksual tanpa batas dengan sebuah tujuan mencapai kesenangan. Kegiatan ini bukan hanya milik lelaki tetapi juga perempuan dapat melakukannya. Anggapan bahwa hanya orang yang tidak puas yang suka melakukan fantasi seks tidaklah tepat. Menurut seorang konsultan seks Dr Victoria Zdrok dalam penelitiannya menyebutkan perilaku seksual manusia telah membuktikan hal itu justru sebaliknya. Fantasi seksual terbukti terkait dengan tingginya libido yang ditandai dengan tingginya dorongan seks dan frekuensi orgasme.
  
B.     Rasa Malu Yang Berlebihan                         
Setiap manusia haruslah memiliki rasa malu,karena rasa malu merupakn sala satu control dalam kehidupan seseorang,tetapi apabila rasa malu itu berlebihan dan tidak masuk akal maka itu akan menjadi masalah.karena rasa malu berlebihan akan menghambat kehidupan social seseorang yang sekaligus bisa berdampak terhadap kemajuan dan kesuksesan dalam hidup dan kehidupan seseorang.rasa malu juga merupakan kombinasi dari kegugupan social dan pengkondisian social,rasa malu dan rendah diri memiliki keterkaitan dan apabila di telusuri banyak orang yang merasa malu yang di sebabkan karena dia merasa rendah diri,rasa malu juga dapat di gambarkan semacam perasaan tidak nyaman,sementara orang yang menderita rendah diri apabila orang tersebut kurang berharga di banding dg orang lain.
Di bawa ini beberapa cara menghilangkan rasa malu berlebihan:
• Kenalilah rasa malu itu,apa yang membuat kamu merasa malu,apakah keadaan fisik,atau    hal-hal yang bersifat psikologis.

• Berhentilah menyalakan orang lain untuk menutupi rasa malu.sadarilah bahwa rasa malu itu bersumber dari dalam diri sendiri bukan dari luar,namun jangan pernah menjalakn diri sendiri.

• Ketika sedang mengalami rasa malu,amatilah reaksi tubuh kamu,apakah kamu merasa tidak nyaman,gelisah,serba salah,tangan gemetar,atau reaksi fisik lainya.telusurilah apa yang menyebabkan perasaan negative itu muncul.

• Kenalilah kelemahan kamu,apa yang membuat kamu merasa malu,karena semua orang memiliki kelemahan,tidak ada orang yang sempurna namun sebisa mungkin kita mencoba memperbaiki kelemahan tersebut.

• Kenal dan kembangkan terus kelebihan dan keistimewaan kamu,karena seseorang selain memiliki kelemahan pasti memiliki kelebihan,dan kelebihan itu merupan modal untuk percaya diri.

• Apabila kamu merasa perasaan malu itu benar-benar di luar control maka berkonsultasilah dengan seorang yang berpengalaman dan kamu percayai.langkah terahir adalah jumpai psikolog untuk meminta solusi permasalahan.

• Lawan rasa malu dengan berusaha bersikap lebih santai,karana rasa malu berlebihan akan membuat kita kelihatan kaku dan konyol.

• Tambpilkan sisi terbaik,toljolkan kelebihan yang di miliki.

• Jangan takut akan penolakan dan cacian,jika di awal mental kita sudah jatuh,maka dapat di pastikan penampilan tidak akan maksimal.

• Pelajari situasi,jangan sampai rasa malu,justru membuat kita terjebak dalam situasi,harus belajar untuk tetap tenang,dan pelajari apa yang sedang terjadi.
 

C.     ANTAGONISME SOSIAL

Pada usia remaja 14-15 thn sampai 17-18thn,percepatan pertumbuhan fisik sangat menonjol dan kematangan fungsi layaknya orang dewasa akan timbul. gejolak emosional,sebagai penyertaan perkembangan fisik sering terjadi begitu ekstrim sehingga menyulitkan remaja sendiri maupun lingkungannya.Konflik dengan orang tua,teman sebaya, umumnya akan berkembang yang sering di tandai oleh satu sisi kebutuhan untuk mandiri,sedangkan di sisi lain ketergantungan baik moril maupun materiil masi sangat besar terutama pada orang tua.dan pada kenyataannya remaja merasa belum yakin akan kebutuhan otonomi sehingga remaja sering di hadapkan pada situasi frustrasi.
                                                                                                      
D.    ANTAGONISME SEX

Persoalan Lain yang menggangu para remaja adalah perkembangan seksualnya. Hal ini wajar karena munculnya sekseri dari berbagai hormone,yang berdampak pada kebutuhan remaja. Diawali dengan perkembangan tubuh missal badan bertambah tinggi dengan cepat, dikatakan bahkan ketika memasuki remaja tinggi badan remaja meningkat stidaknya 12,5 cm tiap tahunnya(Feldman,2003). Kematangan sex pada remaja yaitu organ-organ seksual nya sudah dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengembangkan keturunan.
Pada remaja putrid tanda nya adalah menstruasi yang pertama. Diketahui bahwa Sembilan dari sepuluh perempuan diindonesia mendapatkan haid pertma pada rentang usia 12-15 tahun. Sebagai perbandingan,rat-rata haid pertama dieropa adalah usia 13 tahun(braam,Leemhuis,Nijhuis,1997). Penanda keremajaan pada pria adalah terjadi nya mimpi basah. Perubahan-perubahan  sekunder juga mulai muncul. Pada anak laki-laki suara membesar ,timbul jakun,otot-otot mulai tumbuh.
Dengan matangnya fungsi-fungsi seksual, maka timbul pula dorongan-dorongan dan keinginan untuk pemuasan seksual(libido seksualitas). Kebudayaan kita tidak mengijinkan hubungan seksaulitas diluar perkawinan. Padahal pada perkawinan biasanya menuntut persyaratan yang sangat berat dan baru dapat dilakukan bertahun-tahun setelah haid atau mimpi basah pertama. Karena itu para remaja terpaksa mencari pemuasannya pada khayalan, membaca buku atau melihat film cabul dan sebagainya, yang sering menyulitkan orang tua,guru dan para pendidik lainnya. Di era internet dan telepon grnggam sekarang ini,remaja lebih leluasa mengekplorasikan sumber-sumber yang merangsang libido, misalnya melalui situs-situs porno di internet. Bahkan mereka bias membuat sendiri dengan saling merekam dengan kamera yang ada pada hp mereka dan kemudian menyebarkannya atau saling tukar dengan kawan melalui fasilitas Bluetooth yang ada pada hp.
Antagonisme sex dapat di artikan sebagai suatu perasaan tidak senang atau menentang suatu yang berhubungan dengan sex,yang di aplikasikan dalam sikap dan prilaku.seorang yang mengalami hambatan sexual,tidak dapat merasakan ataupun membedakan,antara jender yang ada pada dirinya.
Pada usia 11 atau 12 tahun umumnya wanita lebih cepat pertumbuhannya dibanding pria sehingga secara tak sadar si puber pria sering merasa iri hati terhadap si puber wanita. Inilah salah satu sebabnya sering ada puber pria yang menjauhi bahkan bermusuhan dengan puber wanita pada usia ini. Istilahnya adalah "sex antogonisme".

E.     EMOSIONALITAS
1.      Pengertian Emosi
Emosi adalah sebagai sesuatu suasana yang kompleks (a complex feeling state) dan getaran jiwa ( a strid up state ) yang menyertai atau munculnya sebelum dan sesudah terjadinya perilaku. (Syamsudin, 2005:114). Sedangkan menurut Crow & crow (1958) (dalam Sunarto, 2002:149) emosi adalah “An emotion, is an affective experience that accompanies generalized inner adjustment and mental physiological stirred up states in the individual, and that shows it self in his overt behavior.”
Jadi emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak.
Menurut James & Lange , bahwa emosi itu timbul karena pengaruh perubahan jasmaniah atau kegiatan individu. Misalnya menangis itu karena sedih, tertawa itu karena gembira.

2.      Teori Emosi 
Ada dua macam pendapat tentang terjadinya emosi yaitu:
Pendapat Nativistik(emosi adalah bawaan) dan pendapat empiric (emosi adalah hasil belajar atau pengalaman. Menurut Descartes sejak lahir manusia mempunyai 6 emosi dasar yaitu: cinta,kegembiraan,keinginan,benci,sedih dan kagum.
Salah satu argumentasi yang melandasi teori-teori Nativistik adalah : Bahwa ekspresi,emosi pada dasar nya sama saja diantar hewan dan manusia, anak kecil maupun orang dewasa.
            Emosi yang kuat pada umumnya diikuti perubahn-perubahan pada tubuh seperti:
1.      Reaksi elektris pada Kulit,yaitu meningkat bila terpesona
2.      Peredaran darah yaitu bertambah cepat bila marah
3.      Denyut Jantung, yaitu bertambah cepat bila terkejut
4.      Pernafasan, bernafas panjang bila kecewa
5.      Pupil Mata, yaitu membesar bila sakit atau marah
6.      Liur, yaitu mongering kalau takut atau tegang
7.      Bulu roma berdiri kalau takut
8.      Pencernaan, mencret kalau tegang
9.      Otot, yaitu ketegangan dan ketakutan menyebabkan otot menengang atau bergetar(Tremor)
10.  Komposisi darah yaitu akan ikut berubah dalam keadaan emosional karena kelenjar-kelenjar lebih aktif.

3.      Karakteristik  Perkembangan emosionalitas

Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “badai dan tekanan”, suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Meningginya emosi terutama karena anak laki-laki dan perempuan berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru, sedangkan selama masa kanak-kanak ia kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan-keadaan itu.
Tidak semua remaja mengalami masa badai dan tekanan. Namun benar juga bila sebagian besar remaja mengalami ketidak stabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi dari usaha penyesuaian diri pada pola prilaku baru dan harapan sosial yang baru. (Hurlock, 2002 :213).
Pola emosi remaja adalah sama dengan pola emosi kanak-kanak. Jenis emosi yang secara normal dialami adalah cinta/kasih sayang, gembira, amarah, takut dan cemas, cemburu, sedih, dan lain-lain. Perbedaan yang terlihat terletak pada macam dan derajat rangsangan yang mengakibatkan emosinya, dan khususnya pola pengendalian yang dilakukan individu terhadap ungkapan emosi remaja. Antar lainnya Cinta/kasih sayang,gembira dan bahagia,kemarahan dan permusuhan,ketakutan dan kecemasan,frustasi dan suka cita.

Referensi:

Santrok, J. W. (2003). Adolescence (Perkembangan Remaja). Terjemahan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Gunarsa, S. D. (1989). PsikologiPperkembangan: Anak dan Remaja. Jakarta: BPK. Gunung Mulia.
Hurlock, E.B. (1991). Psikolgi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Terjemahan oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo). Jakarta : Penerbit Erlangga.
Sarwono,Sarlito W. 2009. Pengantar Psikologi Umum. RajaGrafindo. Jakarta


DESA SIAGA


1.Pengertian
            Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan,bencana,serta kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri.
2.Tujuan desa siaga
Tujuan umum :
            Terwujudnya masyarakat desa yang sehat ,peduli,serta tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya.
Tujuan khusus:
1.      Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya kesehatan.
2.      Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa tentang pentingnya kesehatan (bencana,wabah,kegawatdaruratan,dan sebagainya).
3.      Meningkatnya keluarga yang sadar gizi dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat.
4.      Meningkatnya kesehatan lingkungan desa.
5.      Meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk menolong diri sendiri dibidang kesehatan.
3.Sasaran pengembangan desa siaga
Sasaran pengembangan desa siaga dibedakan menjadi tiga jenis,yaitu sebagai berikut:
1.      Semua individu dan keluarga didesa ,yang diharapkan mampu melaksanakan hidup sehat,serta peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan diwilayahnya atau desanya.
2.      Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku individu dan keluarga atau dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi perubahan perilaku tersebut,seperti tokoh masyarakat,termasuk tokoh agama,tokoh perempuan dan pemuda,kader desa serta petugas kesehatan.
3.      Pihak-pihak yang diharapkan memberikan dukungan kebijakan,peraturan  perundang-undangan,dana,tenaga,sarana dan lain-lain,seperti kepala desa,camat,para pejabat terkait baik negri maupun swasta,para donatur dan pemangku kepentingan lainnya.
4.Kriteria desa siaga
Sebuah desa telah menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memenuhi criteria minimal berikut ini:
1.      Memiliki pelayanan kesehatan dasar.bagi desa yang tidak memiliki akses ke puskesmas /puskesmas pembantu,dapat dikembangkan pos kesehatan desa (Poskesdes).
2.      Mempunyai forum masyarakat desa.
3.      Mempunyai sedikitnya dua jenis upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) sesuai kebutuhan masyarakat setempat (misalnya posyandudan polindes).
4.      Ada pembinaan dari puskesmas yang mampu memberikan pelayanan kegawatdaruratan bagi ibu hamil,bersalin,nifas serta bayi baru lahir.
5.      Ada pengamatan kesehatan terus-menerus yang berbasis masyarakat.
6.      Ada sistem siaga terhadap bencana oleh masyarakat.
7.      Ada pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat.
8.      Mempunyai lingkungan yang sehat.
9.      Masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat.

Forum masyarakat desa
Forum masyarakat desa adalah suatu perkumpulan yang terdiri atas perwakilan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan warga /perbaikan desanya.forum ini bisa berupa kelompok rembug desa,perkumpulan yasinan,majelis taklim,kelompok doa,yang pada intinya sudah berfungsi sebagai wadah kegiatan dan menampung kebutuhan masyarakat.perkumpulan ini secara berkala membahas berbagai permasalahan kesehatan dan cara mengatasinya dengan upaya mandiri masyarakat di desa.
Usaha kesehatan berbasis masyarakat (UKBM)
Dalam pelaksanaan desa siaga diperlukan adanya usaha kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) yang didasarkan atas kehendak dan kebutuhan masyarakat,sehingga keberadaannya sesuai dengan desa siaga.jenis UKBM dan stratanya (pratama,madya,purnama,dan mandiri) di tiap desa tidak harus sama,karena UKBM di pilih oleh masyarakat.
Pembinaan desa siaga
Pembinaan desa siaga oleh puskesmas dan pelayanan obstetri nasional mergensi dasar (PONED).hal tersebut penting dalam jaringan rujukan.dalam pembinaan desa siaga ini diharapkan masyarakat paham dan mengetahui cara mendeteksi ibu hamil dengan resiko tinggi,persalinan,nifas,bayi baru lahirsampai usia satu bulan,serta mengetahui kemana dan bagaimana merujuknya kepuskesmas atau RS,bila diperlukan.
Pengamatan kesehatan yang berkelanjutan
Masyarakat paham serta bersedia mengamati hal-hal penting yang dapat mengancam kesehatan masyarakat dan melaporkannya kepada petugas kesehatan.pengamatan ini bertujuan untuk meminimalisasi terjadinya korban.masalah kesehatan yang diamati meliputi penyakit menular dan penyakit tidak menular.
Sistem siaga
Masyarakat harus memahami segala sesuatu mengenai bencana.bencana adalah semua kejadian yang menyebabkan kerusakan,hilangnya nyawa manusia,serta penurunan tingkat kesehatan yang menimpa suatu  wilayah.masyarakat yang siaga bencana adalah masyarakat yang paham dan bersedia bertindak terhadap adanya ancaman atau kejadian yang dapt membahayakan harta maupun jiwa masyarakat.
Pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat
Mengingat desa siaga dibentuk atas kehendak dan bertujuan untuk kepentingan masyarakat,maka pembiayaan yang terkait dengan kegiatan desa siaga juga ditanggung bersama oleh masyarakat.
Lingkungan sehat
Masyarakat dapat hidup dilingkungan sehat,selain itu paham dan bersedia mengupayakan lingkungan yang sehat serta menjaganya agar tetap dan bertambah sehat.
Masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat
Masyarakat memahami dan mau mempraktikkan berbagai perilaku yang mendorong atau mendukung tercapainya keadaan yang bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari.
Tahapan desa siaga
Proses awal untuk menjadikan suatu desa menjadi desa siaga adalah dengan memiliki forum desa atau lembaga kemasyarakatan yang aktif serta memiliki sarana atau akses pelayanan kesehatan dasar.ada empat tahapan yang harus dilalui dalam mengembangkan desa siagayaitu sebagai berikut:
1.      Tahapan pembinaan
Pada tahap ini telah ada forum masyarakat desa akan tetapi  kemungkinan belum aktif.
2.      Tahap pertumbuhan.
Forum masyarakat desa mulai aktif mengembangkan UKBM sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
3.      Tahap pengembangan
Pada tahap ini,forum kesehatan masyarakat telah berperan lebih aktif dan mampu mengembangkan UKBM.
4.      Tahap paripurna
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari desa siaga,pada tahap ini semua indikator dalam kriteria desa siaga sudah terpenuhi.masyarakat mampu hidup dan berperilaku sehat.

Pendekatan edukatif
Pendekatan edukatif adalah suatu pendekatan yang menekankan pada proses berpikir rasional.pendekatan ini member keyakinan kepada masyarakat bahwa berpikir dapat mempengaruhi suatu tindakan.pendekatan edukatif,yaitu suatu upaya untuk mendampingi dan memfasilitasi masyarakat dalam menjalani proses pembelajaran yang berupa proses pemecahan berbagai masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat.
Tujuan dari pendekatan edukatif adalah memberikan informasi,memastikan pengetahuan dan pemahaman tentang perihal kesehatan,serta membuat keputusan yang ditetapkan berdasarkan informasi yang ada.
Ditinjau dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan edukatif secara garis besar menitikberatkan  kepada tiga aspek,yaitu aspek kognitif,afektif dan psikomotor.

Pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat
Visi departemen kesehatan adalah mencapai masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat,dengan misi mebuat masyarakat sehat melalui beberapa strategi ,yaitu menggerakkan dan membudayakan masyarakat hidup sehat,meningkatkanakses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas,meningkatnya sistim monitoring dan informasi kesehatan ,serta meningkatkan pembiayaan kesehatan.
Tujuan dari pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat adalah masyarakat mampu mengidentifikasi apa yang ingin mereka ketahui dan lakukan,membuat keputusan dan pilihan mereka secara mandirisesuai kepentingan dan nilai mereka.
Dalam hal ini bidan berperan sebagai fasilitator,membantu mengidentifikasi kepedulian masyarakat,serta memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan agar memungkinkan terjadi perubahan dalam kesehatan menuju ke arah yang lebih baik.