A. DAY
DREAMING
Perilaku
sebagian ciri pubertas ditunjukkan dalam sikap, perasaan, keinginan dan
perbuatan-perbuatan. Sikap pubertas yang paling menonjol antara lain adalah
sikap tidak tenang dan tidak menentu, hal yang dahulu menarik sekarang tidak
lagi; adanya penantangan terhadap orang lain seakan-akan ingin mengtasi
kesenangan orang lain, penantangan terutama tertuju pada orang dewasa atau
orang yang lebih berkuasa; adannya sikap negatif yaitu kurang berhati-hati,
gemar membicarakan orang lain, cepat tersinggung, mudah curiga dan sebagainya.Perasaan pubertas yang sangat menonjol antara lain
adalah rasa sedih, yaitu ingin menangis dan marah meskipun penyebabnya
"remeh"; memusuhi jenis kelamin lain; adanya rasa bosan terhadap
permainan yang pernah disenanginya.Perihal perasaan lain yang nampak adalah
keinginannya untuk menyendiri dan senang melamun tentang dirinya. Perbuatan-perbuatan
yang sering nampak antara lain terlihat enggan bekerja, nampak selalu lelah,
kadang-kadang perilakunya "tidak sopan".
Seperangkat
ciri dan gejala si puber di atas, merupakan sinyal-sinyal peringatan bagi para
pendidik dan pembimbingnya bahwa bagi anak didiknya akan datang masa remaja.
Dengan melihat sinyal-sinyal dimaksud, para pendidik dan pembimbing akan
"mempersiapkan diri" menghadapi keremajaan para remaja dengan
berbagai tantangannya. Tantangan mana membutuhkan sikap dasar tertentu yaitu,
pengertian, penerimaan dan pemahaman serta bersiap dengan teknik-teknik untuk
menghadapi keunikan remaja.
Salah
satu day dreaming remaja yaitu :
1. Fantasi seks adalah kegiatan
membayangkan adegan seksual tanpa batas dengan sebuah tujuan mencapai
kesenangan. Kegiatan ini bukan hanya milik lelaki tetapi juga perempuan dapat
melakukannya. Anggapan bahwa hanya orang yang tidak puas yang suka melakukan
fantasi seks tidaklah tepat. Menurut seorang konsultan seks Dr Victoria Zdrok
dalam penelitiannya menyebutkan perilaku seksual manusia telah membuktikan hal
itu justru sebaliknya. Fantasi seksual terbukti terkait dengan tingginya libido
yang ditandai dengan tingginya dorongan seks dan frekuensi orgasme.
B. Rasa
Malu Yang Berlebihan
Setiap manusia haruslah memiliki
rasa malu,karena rasa malu merupakn sala satu control dalam kehidupan
seseorang,tetapi apabila rasa malu itu berlebihan dan tidak masuk akal maka itu
akan menjadi masalah.karena rasa malu berlebihan akan menghambat kehidupan
social seseorang yang sekaligus bisa berdampak terhadap kemajuan dan kesuksesan
dalam hidup dan kehidupan seseorang.rasa malu juga merupakan kombinasi dari
kegugupan social dan pengkondisian social,rasa malu dan rendah diri memiliki
keterkaitan dan apabila di telusuri banyak orang yang merasa malu yang di
sebabkan karena dia merasa rendah diri,rasa malu juga dapat di gambarkan
semacam perasaan tidak nyaman,sementara orang yang menderita rendah diri
apabila orang tersebut kurang berharga di banding dg orang lain.
Di bawa ini beberapa cara menghilangkan rasa malu berlebihan:
• Kenalilah rasa malu itu,apa yang membuat kamu merasa malu,apakah keadaan fisik,atau hal-hal yang bersifat psikologis.
Di bawa ini beberapa cara menghilangkan rasa malu berlebihan:
• Kenalilah rasa malu itu,apa yang membuat kamu merasa malu,apakah keadaan fisik,atau hal-hal yang bersifat psikologis.
• Berhentilah menyalakan orang lain untuk menutupi rasa malu.sadarilah bahwa rasa malu itu bersumber dari dalam diri sendiri bukan dari luar,namun jangan pernah menjalakn diri sendiri.
• Ketika sedang mengalami rasa malu,amatilah reaksi tubuh kamu,apakah kamu merasa tidak nyaman,gelisah,serba salah,tangan gemetar,atau reaksi fisik lainya.telusurilah apa yang menyebabkan perasaan negative itu muncul.
• Kenalilah kelemahan kamu,apa yang membuat kamu merasa malu,karena semua orang memiliki kelemahan,tidak ada orang yang sempurna namun sebisa mungkin kita mencoba memperbaiki kelemahan tersebut.
• Kenal dan kembangkan terus kelebihan dan keistimewaan kamu,karena seseorang selain memiliki kelemahan pasti memiliki kelebihan,dan kelebihan itu merupan modal untuk percaya diri.
• Apabila kamu merasa perasaan malu itu benar-benar di luar control maka berkonsultasilah dengan seorang yang berpengalaman dan kamu percayai.langkah terahir adalah jumpai psikolog untuk meminta solusi permasalahan.
• Lawan rasa malu dengan berusaha bersikap lebih santai,karana rasa malu berlebihan akan membuat kita kelihatan kaku dan konyol.
• Tambpilkan sisi terbaik,toljolkan kelebihan yang di miliki.
• Jangan takut akan penolakan dan cacian,jika di awal mental kita sudah jatuh,maka dapat di pastikan penampilan tidak akan maksimal.
• Pelajari situasi,jangan sampai rasa malu,justru membuat kita terjebak dalam situasi,harus belajar untuk tetap tenang,dan pelajari apa yang sedang terjadi.
C. ANTAGONISME
SOSIAL
Pada usia remaja 14-15 thn sampai 17-18thn,percepatan pertumbuhan fisik sangat menonjol dan kematangan fungsi layaknya orang dewasa akan timbul. gejolak emosional,sebagai penyertaan perkembangan fisik sering terjadi begitu ekstrim sehingga menyulitkan remaja sendiri maupun lingkungannya.Konflik dengan orang tua,teman sebaya, umumnya akan berkembang yang sering di tandai oleh satu sisi kebutuhan untuk mandiri,sedangkan di sisi lain ketergantungan baik moril maupun materiil masi sangat besar terutama pada orang tua.dan pada kenyataannya remaja merasa belum yakin akan kebutuhan otonomi sehingga remaja sering di hadapkan pada situasi frustrasi.
D. ANTAGONISME
SEX
Persoalan Lain yang menggangu para remaja adalah perkembangan seksualnya. Hal ini wajar karena munculnya sekseri dari berbagai hormone,yang berdampak pada kebutuhan remaja. Diawali dengan perkembangan tubuh missal badan bertambah tinggi dengan cepat, dikatakan bahkan ketika memasuki remaja tinggi badan remaja meningkat stidaknya 12,5 cm tiap tahunnya(Feldman,2003). Kematangan sex pada remaja yaitu organ-organ seksual nya sudah dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengembangkan keturunan.
Pada remaja putrid
tanda nya adalah menstruasi yang pertama. Diketahui bahwa Sembilan dari sepuluh
perempuan diindonesia mendapatkan haid pertma pada rentang usia 12-15 tahun.
Sebagai perbandingan,rat-rata haid pertama dieropa adalah usia 13
tahun(braam,Leemhuis,Nijhuis,1997). Penanda keremajaan pada pria adalah terjadi
nya mimpi basah. Perubahan-perubahan
sekunder juga mulai muncul. Pada anak laki-laki suara membesar ,timbul
jakun,otot-otot mulai tumbuh.
Dengan matangnya
fungsi-fungsi seksual, maka timbul pula dorongan-dorongan dan keinginan untuk
pemuasan seksual(libido seksualitas). Kebudayaan kita tidak mengijinkan
hubungan seksaulitas diluar perkawinan. Padahal pada perkawinan biasanya
menuntut persyaratan yang sangat berat dan baru dapat dilakukan bertahun-tahun
setelah haid atau mimpi basah pertama. Karena itu para remaja terpaksa mencari
pemuasannya pada khayalan, membaca buku atau melihat film cabul dan sebagainya,
yang sering menyulitkan orang tua,guru dan para pendidik lainnya. Di era
internet dan telepon grnggam sekarang ini,remaja lebih leluasa mengekplorasikan
sumber-sumber yang merangsang libido, misalnya melalui situs-situs porno di
internet. Bahkan mereka bias membuat sendiri dengan saling merekam dengan
kamera yang ada pada hp mereka dan kemudian menyebarkannya atau saling tukar
dengan kawan melalui fasilitas Bluetooth yang ada pada hp.
Antagonisme sex
dapat di artikan sebagai suatu perasaan tidak senang atau menentang suatu yang
berhubungan dengan sex,yang di aplikasikan dalam sikap dan prilaku.seorang yang
mengalami hambatan sexual,tidak dapat merasakan ataupun membedakan,antara
jender yang ada pada dirinya.
Pada usia 11 atau 12 tahun umumnya wanita lebih cepat pertumbuhannya dibanding pria sehingga secara tak sadar si puber pria sering merasa iri hati terhadap si puber wanita. Inilah salah satu sebabnya sering ada puber pria yang menjauhi bahkan bermusuhan dengan puber wanita pada usia ini. Istilahnya adalah "sex antogonisme".
Pada usia 11 atau 12 tahun umumnya wanita lebih cepat pertumbuhannya dibanding pria sehingga secara tak sadar si puber pria sering merasa iri hati terhadap si puber wanita. Inilah salah satu sebabnya sering ada puber pria yang menjauhi bahkan bermusuhan dengan puber wanita pada usia ini. Istilahnya adalah "sex antogonisme".
E. EMOSIONALITAS
1. Pengertian Emosi
Emosi adalah sebagai sesuatu suasana yang kompleks (a complex feeling state) dan getaran jiwa ( a strid up state ) yang menyertai atau munculnya sebelum dan sesudah terjadinya perilaku. (Syamsudin, 2005:114). Sedangkan menurut Crow & crow (1958) (dalam Sunarto, 2002:149) emosi adalah “An emotion, is an affective experience that accompanies generalized inner adjustment and mental physiological stirred up states in the individual, and that shows it self in his overt behavior.”
Jadi emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak.
Menurut James & Lange , bahwa emosi itu timbul karena pengaruh perubahan jasmaniah atau kegiatan individu. Misalnya menangis itu karena sedih, tertawa itu karena gembira.
Emosi adalah sebagai sesuatu suasana yang kompleks (a complex feeling state) dan getaran jiwa ( a strid up state ) yang menyertai atau munculnya sebelum dan sesudah terjadinya perilaku. (Syamsudin, 2005:114). Sedangkan menurut Crow & crow (1958) (dalam Sunarto, 2002:149) emosi adalah “An emotion, is an affective experience that accompanies generalized inner adjustment and mental physiological stirred up states in the individual, and that shows it self in his overt behavior.”
Jadi emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak.
Menurut James & Lange , bahwa emosi itu timbul karena pengaruh perubahan jasmaniah atau kegiatan individu. Misalnya menangis itu karena sedih, tertawa itu karena gembira.
2. Teori
Emosi
Ada dua macam pendapat tentang
terjadinya emosi yaitu:
Pendapat Nativistik(emosi adalah
bawaan) dan pendapat empiric (emosi adalah hasil belajar atau pengalaman.
Menurut Descartes sejak lahir manusia mempunyai 6 emosi dasar yaitu:
cinta,kegembiraan,keinginan,benci,sedih dan kagum.
Salah satu argumentasi yang
melandasi teori-teori Nativistik adalah : Bahwa ekspresi,emosi pada dasar nya
sama saja diantar hewan dan manusia, anak kecil maupun orang dewasa.
Emosi
yang kuat pada umumnya diikuti perubahn-perubahan pada tubuh seperti:
1. Reaksi
elektris pada Kulit,yaitu meningkat bila terpesona
2. Peredaran
darah yaitu bertambah cepat bila marah
3. Denyut
Jantung, yaitu bertambah cepat bila terkejut
4. Pernafasan,
bernafas panjang bila kecewa
5. Pupil
Mata, yaitu membesar bila sakit atau marah
6. Liur,
yaitu mongering kalau takut atau tegang
7. Bulu
roma berdiri kalau takut
8. Pencernaan,
mencret kalau tegang
9. Otot,
yaitu ketegangan dan ketakutan menyebabkan otot menengang atau bergetar(Tremor)
10. Komposisi
darah yaitu akan ikut berubah dalam keadaan emosional karena kelenjar-kelenjar
lebih aktif.
3. Karakteristik Perkembangan emosionalitas
Secara
tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “badai dan tekanan”, suatu
masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan
kelenjar. Meningginya emosi terutama karena anak laki-laki dan perempuan berada
dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru, sedangkan selama masa
kanak-kanak ia kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan-keadaan itu.
Tidak semua remaja mengalami masa badai dan tekanan. Namun benar juga bila sebagian besar remaja mengalami ketidak stabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi dari usaha penyesuaian diri pada pola prilaku baru dan harapan sosial yang baru. (Hurlock, 2002 :213).
Pola emosi remaja adalah sama dengan pola emosi kanak-kanak. Jenis emosi yang secara normal dialami adalah cinta/kasih sayang, gembira, amarah, takut dan cemas, cemburu, sedih, dan lain-lain. Perbedaan yang terlihat terletak pada macam dan derajat rangsangan yang mengakibatkan emosinya, dan khususnya pola pengendalian yang dilakukan individu terhadap ungkapan emosi remaja. Antar lainnya Cinta/kasih sayang,gembira dan bahagia,kemarahan dan permusuhan,ketakutan dan kecemasan,frustasi dan suka cita.
Tidak semua remaja mengalami masa badai dan tekanan. Namun benar juga bila sebagian besar remaja mengalami ketidak stabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi dari usaha penyesuaian diri pada pola prilaku baru dan harapan sosial yang baru. (Hurlock, 2002 :213).
Pola emosi remaja adalah sama dengan pola emosi kanak-kanak. Jenis emosi yang secara normal dialami adalah cinta/kasih sayang, gembira, amarah, takut dan cemas, cemburu, sedih, dan lain-lain. Perbedaan yang terlihat terletak pada macam dan derajat rangsangan yang mengakibatkan emosinya, dan khususnya pola pengendalian yang dilakukan individu terhadap ungkapan emosi remaja. Antar lainnya Cinta/kasih sayang,gembira dan bahagia,kemarahan dan permusuhan,ketakutan dan kecemasan,frustasi dan suka cita.
Referensi:
Santrok,
J. W. (2003). Adolescence (Perkembangan Remaja). Terjemahan. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Gunarsa,
S. D. (1989). PsikologiPperkembangan: Anak dan Remaja. Jakarta: BPK.
Gunung Mulia.
Hurlock,
E.B. (1991). Psikolgi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan (Terjemahan oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo). Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Sarwono,Sarlito
W. 2009. Pengantar Psikologi Umum. RajaGrafindo. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar