Senin, 28 Mei 2012

“Wanita Sebagai Gadis Remaja”


A.    DAY DREAMING
Perilaku sebagian ciri pubertas ditunjukkan dalam sikap, perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan. Sikap pubertas yang paling menonjol antara lain adalah sikap tidak tenang dan tidak menentu, hal yang dahulu menarik sekarang tidak lagi; adanya penantangan terhadap orang lain seakan-akan ingin mengtasi kesenangan orang lain, penantangan terutama tertuju pada orang dewasa atau orang yang lebih berkuasa; adannya sikap negatif yaitu kurang berhati-hati, gemar membicarakan orang lain, cepat tersinggung, mudah curiga dan sebagainya.Perasaan pubertas yang sangat menonjol antara lain adalah rasa sedih, yaitu ingin menangis dan marah meskipun penyebabnya "remeh"; memusuhi jenis kelamin lain; adanya rasa bosan terhadap permainan yang pernah disenanginya.Perihal perasaan lain yang nampak adalah keinginannya untuk menyendiri dan senang melamun tentang dirinya. Perbuatan-perbuatan yang sering nampak antara lain terlihat enggan bekerja, nampak selalu lelah, kadang-kadang perilakunya "tidak sopan".
Seperangkat ciri dan gejala si puber di atas, merupakan sinyal-sinyal peringatan bagi para pendidik dan pembimbingnya bahwa bagi anak didiknya akan datang masa remaja. Dengan melihat sinyal-sinyal dimaksud, para pendidik dan pembimbing akan "mempersiapkan diri" menghadapi keremajaan para remaja dengan berbagai tantangannya. Tantangan mana membutuhkan sikap dasar tertentu yaitu, pengertian, penerimaan dan pemahaman serta bersiap dengan teknik-teknik untuk menghadapi keunikan remaja.
Salah satu day dreaming remaja yaitu :
1.      Fantasi seks adalah kegiatan membayangkan adegan seksual tanpa batas dengan sebuah tujuan mencapai kesenangan. Kegiatan ini bukan hanya milik lelaki tetapi juga perempuan dapat melakukannya. Anggapan bahwa hanya orang yang tidak puas yang suka melakukan fantasi seks tidaklah tepat. Menurut seorang konsultan seks Dr Victoria Zdrok dalam penelitiannya menyebutkan perilaku seksual manusia telah membuktikan hal itu justru sebaliknya. Fantasi seksual terbukti terkait dengan tingginya libido yang ditandai dengan tingginya dorongan seks dan frekuensi orgasme.
  
B.     Rasa Malu Yang Berlebihan                         
Setiap manusia haruslah memiliki rasa malu,karena rasa malu merupakn sala satu control dalam kehidupan seseorang,tetapi apabila rasa malu itu berlebihan dan tidak masuk akal maka itu akan menjadi masalah.karena rasa malu berlebihan akan menghambat kehidupan social seseorang yang sekaligus bisa berdampak terhadap kemajuan dan kesuksesan dalam hidup dan kehidupan seseorang.rasa malu juga merupakan kombinasi dari kegugupan social dan pengkondisian social,rasa malu dan rendah diri memiliki keterkaitan dan apabila di telusuri banyak orang yang merasa malu yang di sebabkan karena dia merasa rendah diri,rasa malu juga dapat di gambarkan semacam perasaan tidak nyaman,sementara orang yang menderita rendah diri apabila orang tersebut kurang berharga di banding dg orang lain.
Di bawa ini beberapa cara menghilangkan rasa malu berlebihan:
• Kenalilah rasa malu itu,apa yang membuat kamu merasa malu,apakah keadaan fisik,atau    hal-hal yang bersifat psikologis.

• Berhentilah menyalakan orang lain untuk menutupi rasa malu.sadarilah bahwa rasa malu itu bersumber dari dalam diri sendiri bukan dari luar,namun jangan pernah menjalakn diri sendiri.

• Ketika sedang mengalami rasa malu,amatilah reaksi tubuh kamu,apakah kamu merasa tidak nyaman,gelisah,serba salah,tangan gemetar,atau reaksi fisik lainya.telusurilah apa yang menyebabkan perasaan negative itu muncul.

• Kenalilah kelemahan kamu,apa yang membuat kamu merasa malu,karena semua orang memiliki kelemahan,tidak ada orang yang sempurna namun sebisa mungkin kita mencoba memperbaiki kelemahan tersebut.

• Kenal dan kembangkan terus kelebihan dan keistimewaan kamu,karena seseorang selain memiliki kelemahan pasti memiliki kelebihan,dan kelebihan itu merupan modal untuk percaya diri.

• Apabila kamu merasa perasaan malu itu benar-benar di luar control maka berkonsultasilah dengan seorang yang berpengalaman dan kamu percayai.langkah terahir adalah jumpai psikolog untuk meminta solusi permasalahan.

• Lawan rasa malu dengan berusaha bersikap lebih santai,karana rasa malu berlebihan akan membuat kita kelihatan kaku dan konyol.

• Tambpilkan sisi terbaik,toljolkan kelebihan yang di miliki.

• Jangan takut akan penolakan dan cacian,jika di awal mental kita sudah jatuh,maka dapat di pastikan penampilan tidak akan maksimal.

• Pelajari situasi,jangan sampai rasa malu,justru membuat kita terjebak dalam situasi,harus belajar untuk tetap tenang,dan pelajari apa yang sedang terjadi.
 

C.     ANTAGONISME SOSIAL

Pada usia remaja 14-15 thn sampai 17-18thn,percepatan pertumbuhan fisik sangat menonjol dan kematangan fungsi layaknya orang dewasa akan timbul. gejolak emosional,sebagai penyertaan perkembangan fisik sering terjadi begitu ekstrim sehingga menyulitkan remaja sendiri maupun lingkungannya.Konflik dengan orang tua,teman sebaya, umumnya akan berkembang yang sering di tandai oleh satu sisi kebutuhan untuk mandiri,sedangkan di sisi lain ketergantungan baik moril maupun materiil masi sangat besar terutama pada orang tua.dan pada kenyataannya remaja merasa belum yakin akan kebutuhan otonomi sehingga remaja sering di hadapkan pada situasi frustrasi.
                                                                                                      
D.    ANTAGONISME SEX

Persoalan Lain yang menggangu para remaja adalah perkembangan seksualnya. Hal ini wajar karena munculnya sekseri dari berbagai hormone,yang berdampak pada kebutuhan remaja. Diawali dengan perkembangan tubuh missal badan bertambah tinggi dengan cepat, dikatakan bahkan ketika memasuki remaja tinggi badan remaja meningkat stidaknya 12,5 cm tiap tahunnya(Feldman,2003). Kematangan sex pada remaja yaitu organ-organ seksual nya sudah dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengembangkan keturunan.
Pada remaja putrid tanda nya adalah menstruasi yang pertama. Diketahui bahwa Sembilan dari sepuluh perempuan diindonesia mendapatkan haid pertma pada rentang usia 12-15 tahun. Sebagai perbandingan,rat-rata haid pertama dieropa adalah usia 13 tahun(braam,Leemhuis,Nijhuis,1997). Penanda keremajaan pada pria adalah terjadi nya mimpi basah. Perubahan-perubahan  sekunder juga mulai muncul. Pada anak laki-laki suara membesar ,timbul jakun,otot-otot mulai tumbuh.
Dengan matangnya fungsi-fungsi seksual, maka timbul pula dorongan-dorongan dan keinginan untuk pemuasan seksual(libido seksualitas). Kebudayaan kita tidak mengijinkan hubungan seksaulitas diluar perkawinan. Padahal pada perkawinan biasanya menuntut persyaratan yang sangat berat dan baru dapat dilakukan bertahun-tahun setelah haid atau mimpi basah pertama. Karena itu para remaja terpaksa mencari pemuasannya pada khayalan, membaca buku atau melihat film cabul dan sebagainya, yang sering menyulitkan orang tua,guru dan para pendidik lainnya. Di era internet dan telepon grnggam sekarang ini,remaja lebih leluasa mengekplorasikan sumber-sumber yang merangsang libido, misalnya melalui situs-situs porno di internet. Bahkan mereka bias membuat sendiri dengan saling merekam dengan kamera yang ada pada hp mereka dan kemudian menyebarkannya atau saling tukar dengan kawan melalui fasilitas Bluetooth yang ada pada hp.
Antagonisme sex dapat di artikan sebagai suatu perasaan tidak senang atau menentang suatu yang berhubungan dengan sex,yang di aplikasikan dalam sikap dan prilaku.seorang yang mengalami hambatan sexual,tidak dapat merasakan ataupun membedakan,antara jender yang ada pada dirinya.
Pada usia 11 atau 12 tahun umumnya wanita lebih cepat pertumbuhannya dibanding pria sehingga secara tak sadar si puber pria sering merasa iri hati terhadap si puber wanita. Inilah salah satu sebabnya sering ada puber pria yang menjauhi bahkan bermusuhan dengan puber wanita pada usia ini. Istilahnya adalah "sex antogonisme".

E.     EMOSIONALITAS
1.      Pengertian Emosi
Emosi adalah sebagai sesuatu suasana yang kompleks (a complex feeling state) dan getaran jiwa ( a strid up state ) yang menyertai atau munculnya sebelum dan sesudah terjadinya perilaku. (Syamsudin, 2005:114). Sedangkan menurut Crow & crow (1958) (dalam Sunarto, 2002:149) emosi adalah “An emotion, is an affective experience that accompanies generalized inner adjustment and mental physiological stirred up states in the individual, and that shows it self in his overt behavior.”
Jadi emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak.
Menurut James & Lange , bahwa emosi itu timbul karena pengaruh perubahan jasmaniah atau kegiatan individu. Misalnya menangis itu karena sedih, tertawa itu karena gembira.

2.      Teori Emosi 
Ada dua macam pendapat tentang terjadinya emosi yaitu:
Pendapat Nativistik(emosi adalah bawaan) dan pendapat empiric (emosi adalah hasil belajar atau pengalaman. Menurut Descartes sejak lahir manusia mempunyai 6 emosi dasar yaitu: cinta,kegembiraan,keinginan,benci,sedih dan kagum.
Salah satu argumentasi yang melandasi teori-teori Nativistik adalah : Bahwa ekspresi,emosi pada dasar nya sama saja diantar hewan dan manusia, anak kecil maupun orang dewasa.
            Emosi yang kuat pada umumnya diikuti perubahn-perubahan pada tubuh seperti:
1.      Reaksi elektris pada Kulit,yaitu meningkat bila terpesona
2.      Peredaran darah yaitu bertambah cepat bila marah
3.      Denyut Jantung, yaitu bertambah cepat bila terkejut
4.      Pernafasan, bernafas panjang bila kecewa
5.      Pupil Mata, yaitu membesar bila sakit atau marah
6.      Liur, yaitu mongering kalau takut atau tegang
7.      Bulu roma berdiri kalau takut
8.      Pencernaan, mencret kalau tegang
9.      Otot, yaitu ketegangan dan ketakutan menyebabkan otot menengang atau bergetar(Tremor)
10.  Komposisi darah yaitu akan ikut berubah dalam keadaan emosional karena kelenjar-kelenjar lebih aktif.

3.      Karakteristik  Perkembangan emosionalitas

Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “badai dan tekanan”, suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Meningginya emosi terutama karena anak laki-laki dan perempuan berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru, sedangkan selama masa kanak-kanak ia kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan-keadaan itu.
Tidak semua remaja mengalami masa badai dan tekanan. Namun benar juga bila sebagian besar remaja mengalami ketidak stabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi dari usaha penyesuaian diri pada pola prilaku baru dan harapan sosial yang baru. (Hurlock, 2002 :213).
Pola emosi remaja adalah sama dengan pola emosi kanak-kanak. Jenis emosi yang secara normal dialami adalah cinta/kasih sayang, gembira, amarah, takut dan cemas, cemburu, sedih, dan lain-lain. Perbedaan yang terlihat terletak pada macam dan derajat rangsangan yang mengakibatkan emosinya, dan khususnya pola pengendalian yang dilakukan individu terhadap ungkapan emosi remaja. Antar lainnya Cinta/kasih sayang,gembira dan bahagia,kemarahan dan permusuhan,ketakutan dan kecemasan,frustasi dan suka cita.

Referensi:

Santrok, J. W. (2003). Adolescence (Perkembangan Remaja). Terjemahan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Gunarsa, S. D. (1989). PsikologiPperkembangan: Anak dan Remaja. Jakarta: BPK. Gunung Mulia.
Hurlock, E.B. (1991). Psikolgi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Terjemahan oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo). Jakarta : Penerbit Erlangga.
Sarwono,Sarlito W. 2009. Pengantar Psikologi Umum. RajaGrafindo. Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar