Jumat, 25 Mei 2012

DEPRESI POST PARTUM


2.1.Pengertian
            Depresi post partum adalah depresi berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan berlangsung 30 hari. Depresi post partum pertama kali ditemukan oleh pitt pada tahun 1988,depresi post partum adalah depresi yang bervariasi dari hari ke hari dengan menunjukkan kelelahan,mudah marah,gangguan nafsu makan dan kehilangan libido (kehilangan selera untuk berhubungan intim dengan suami).
            Tingkat keparahan depresi post partum bervariasi. Keadaan ekstrem yang paling ringan yaitu saat ibu mengalami “Kesedihan Sementara” yang berlangsung sangat cepat pada masa awal post partum, ini disebut dengan “the blues atau maternity blues”. Gangguan postpartum yang paling berat di sebut psikosis post partum atau melankolia. Diantara 2 keadaan ekstrim tersebut terdapat keadaan yang relative mempunyai tingkat  keparahan sedang yang disebut neurosa depresi atau depresi post partum.
            Depresi post partum merupakan tekanan jiwa sesudah melahirkan, mungkin seorang ibu baru akan merasa benar-benar tidak berdaya dan merasa serba kurang mampu,tertindih oleh beban tanggung jawab terhadap bayi dan keluarga, tidak bisa melakukan apapun untuk menghilangkan perasaan itu. Depresi post partum dapat berlangsung sampai 3 bulan atau lebih dan berkembang menjadi depresi lain yang lebih berat atau ringan. Gejalanya sama saja tetapi disamping itu ibu mungkin terlalu memikirkan kesehatan bayinya dan kemampuannya sebagai seorang ibu.
            Jadi pada dasarnya depresi menyerang siapa saja, tetapi terutama orang-orang usia tengah baya (35-50 tahun). Misalnya karena gagalnya mencapai sasaran-sasaran yang telah direncanakan anak-anak mulai meninggalkan rumah dan lain-lain, semua ini bisa menyebabkan depresi. Menurut catatan banyak psikiater orang-orang yang menikah yang lebih banyak mengalami depresi daripada yang tidak menikah. Para ahli mengatakan bahwa hal ini di sebabkan oleh konflik-konflik interpersonal yang timbul dalam relasi yang dekat di dalam perkawinan di`samping itu perempuan dua kali lebih banyak di diagnosa sebagai mengalami depresi daripada laki-laki tetapi penyebabnya masih belum diketahui dengan pasti. Apakah mungkin karena perbedaan biologis karena wanita lebih mudah menyatakan perasaannya atau karena perempuan lebih banyak mengalami stress sosial karena tidak berhasil memenuhi keinginan mereka di masyarakat.

2.2 Faktor Predisposisi
            Faktor resiko terjadinya depresi post partum diantaranya adalah :
a.       Ada didalam keluarga penderita penyait mental
b.      Kurangnya dukungan sosial dan dukungan keluarga serta teman
c.       Kekhawatiran akan bayi yang sebetulnya sehat
d.      Kesulitan selama perslinan dan melahirkan
e.       Merasa terasing dan tidak mampu
f.       Masalah / perselisihan perkawinan atau keuangan
g.      Kehamilan yang tidak diinginkan.

2.3. Etiologi
            Penyebab kesedihan atau depresi sehabis melahirkan tidak jelas. Penurunan tingkat hormone yang tiba-tiba, terutama sekali estrogen dan progesterone dapat berperan. Depresi yang hadir sebelum kehamilan lebih mungkin berkembang kedalam depresi post partum. Wanita yang telah memiliki depresi sebelum hamil harus memberitahukan kepada Bidan atau Dokter mengenai hal tersebut selama kehamilan. Depresi juga merupakan sebuah penyakit yang berlangsung di dalam sebuah keluarga. Kadangkala tidak jelas penyebab dari depresi itu sendiri.
  
            Faktor penyebab depresi post partum disebabkan oleh 4 faktor yaitu sebagai berikut:
1.      Faktor konstitusional
Gangguan post partum berkaitan dengan status paritas adalah riwayat obstetrik pasien yang meliputi riwayat hamil sampai bersalin serta apakah ada komplikasi dari kehamilan dan persalinan sebelumnya dan terjadi lebih banayk pada wanita primipara. Wanita primipara lebih umum menderita blues karena setelah melahirkan wanita primipara berada dalam proses adaptasi, kalau dulu hanya memikirkan diri sendiri begitu bayi lahir , jika ibu tidak paham perannya ia akan menjadi bingung sementara bayinya harus tetap dirawat.

2.      Faktor fisik
Perubahan fisik setelah proses kelahira dan memuncaknya gangguan mental selama 2 minggu pertama menunjukkan bahwa factor fisik dihubungkan dengan kelahiran pertama merupakan faktor penting. Perubahan hormone secara drastic setelah melahirkan dan periode laten selama dua hari diantara kelahiran dan munculnya gejala. Perubahan ini sangat berpengaruh pada keseimbangan. Kadang progesterone naik dan estrogen yang menurun secara cepat setelah melahirkan merupakan factor penyebab yang sudah pasti.
3.      Faktor psikologis
Peralihan yang cepat dari keadaan “dua dalam satu” pada akhir kehamilan
menjadi dua individu yaitu ibu dan anak bergantung pada penyeuaian psikologis individu. Klaus dan kennel mengindikasikan pentingnya cinta dalam menanggulagi masa peralihan ini untuk memenuhi hubungan baik antara ibu dan anak.
4.      Faktor social
Paykel mengemukakan bahwa pemukiman yang tidak memadai lebih sering
menimbulkan depresi pada ibu-ibu selain kurangnya dukungan dalam perkawinan.

2.4.Klasifikasi
            Ada tiga tipe depresi post partum diantaranya yaitu:
a.       Depresi ringan (kemurungan)
Inilah tipe depresi yang paling umum. Biasanya singkat dan tidak terlalu
mengganggu kegiatan – kegiatan normal. Peristiwa – peristiwa signifikan seperti hari liburan,ulang tahun pernikahan,pekerjaan baru,pindah, demikian juga kebosanan dan frustasi bisa menghasilkan suatu keadaan hati yang murung. Depresi post partum (setelah melahirkan) merupakan tipe depresi ringan yang paling umum. Namun,hal ini bisa juga menjadi meningkat dan dalam keadaan yang demikian seorang harus depresi. Dari tipe ini,biasanya tidak dibutuhkan penanganan khusus. Perubahan situasi,dan langkah,biasanya segera bisa mengubah kemurungan itu.



b.      Depresi sedang / moderat(perasaan tak berpengharapan)
Gejalanya hamper sama dengan depresi ringan,tetapi lebih kuat dan lebih lama
berakhir. Suatu peristiwa yang tidak membahagiakan seperti meninggalnya seorang kekasih,hilangnya karier, kemunduran dan lain lain biasanya merupakan penyebab.Orang memang sadar akan perasaan tidak bahagia itu, tetapi tidak bisa mencegahnya. Kegiatan sehari-hari memang lebih berat dirasakan (tetapi biasanya bisa diatasi) penangannya. Di tipe ini bunuh diri merupakan bahaya.
            Karena bunuh diri di lihat yang ekstrim tinggmerupakan satu-satunya pemecahan masalah ketika kepedihan itu menjadi lebih buruk. Dalam hal ini pertolongan professional yang dibutuhkan.
c.       Depresi berat (terpisah dari realita)
Kehilangan interes denagn dunia luar dan perubahan ingkah laku yang serius dan
berkepanjangan merupakan kharakteristiknya. Ketidaksembangan dakhil yang mendalam biasanya merupakan penyebabnya. Kadang-kadang gangguan yang lain seperti schizophrenia, alkoholisme, atau kecanduan obat yang sering sering berkaitan depresi. Demikian juga gejala fisik akan menjadi nyata . Orang itu mengalami misalnya delusi bahwa tubuh nya berubah. Penyakit depresi maniak adalah suatu bentuk suatu depresi yang didalamnya seorang mengalami keadaan hati yang ekstrim tinggi dan ekstrim rendah
Adapun post partum syndrome atau distress post oartum adalah suatu kondisi dimana seseorang ibu seringkali merasa uring-uringan,muram atau bentuk-bentuk rasa tak bahagia lainnya. Fase ini dalam jangka waktu dua hari sampai dua minggu pasca persalinan,syndrome ini masih tergolong normal dan sifatnya sementara.

2.5.Tanda dan Gejala
            Gejala yang timbulnya yaitu sering menangis,mood yang berubah-ubah,dan lekas marah sebagaimana merasakan kesedihannya. Gejala – gejala yang jarang termasuk sangat lelah, kesulitan berkonstentrasi, gangguan tidur,kehilangan minat seks,gelisah,nafsu makan berubah,dan merasa tidak puas atau putus asa. Gejala – gejala ini berhubungan dengan kegiatan sehari-hari wanita tersebut. Seorang wanita dengan depresi post partum bisa terlihat tidak tertarik dengan bayinya.
            Gejala menyebabkan distress yang secara klinis signifikan atau mengganggu fungsi social,pekerjaan atau bidang penting lainnya. Gejala tidak disebabkan oleh efek langsung zat atau penyakit medis umum. Gejala tidak terjadi dalam 2 bulan setelah kehilangan seseorang yang dicintai,pada kasus yang berat,dapat disertai psikosis (pikiran kacau atau paranoid).

2.6.Karakteristik Depresi post partum diantaranya   
a.       Mimpi buruk, biasanya terjadi sewaktu tidur karena mimpi-mimpi yang menakutkan
individu itu sering terbangun sehingga dapat mengakibatkan insomnia.
b.      Insomnia, biasanya timbul sebagai gejala suatu gangguan lain yang mendasarinya
            seperti kecemasan dan depresi atau gangguan emosi lain yang terjadi dalam hidup
            manusia.
c.       Phobia,rasa takut yang irasional terhadap sesuatu benda atau keadaan yang tidak dapat dihilangkan atau ditekan oleh pasien, biarpun diketahuinya bahwa hal itu irasional adanya. Ibu yang melahirkan dengan bedah Caesar  sering merasakan kembali dan mengingat kelahiran yang dijalaninya. Ibu yang menjalani bedah Caesar akan merasakan emosi yang bermacam-macam. Keadaan ini dimulai dengan perasaan syok dan tidak percaya terhadapa pa yang telah terjadi.
d.      Meningkatnya sensitivitas, periode pasca kelahiran meliputi banyak sekali penyesuian diri dan pembiasaan diri. Bayi harus diurus, ibu harus pulih kembali dari persalinan anak, ibu harus belajar bagaimana merawat bayi, ibu perlu belajar merasa puas atau bahagia terhadap dirinya sendiri sebagai seorang ibu. Kurangnya pengalaman atau kurangnya rasa percaya diri dengan bayi yang lahir atua waktu dan tuntuta yang ekstensif akan meningkatkan sensitivitas ibu.
e.       Perubahan mood, disisi lain kadang ibu jengkel dan sulit untuk mencintai bayi nya yang tidak mau tidur dan menangis terus serta mengotori kain yang sudah diganti. Hal ini menimbulkan kecemasan da perasaan brsalah pada diri ibu walau jarang ditemui ubu yang benar-benar memusuhi bayinya.

2.7.Prognosis
            Dampak depresi post partum tidak hanya mengganggu penderita namun juga seluruh keluarga. Depresi saat masa nifas biasanya membuat ibu tidak tertarik pada bayinya. Depresi dapat mempengaruhi ibu sehingga ibu mengalami gangguan tidur , kehilangan minat pada seks,gelisah,nafsu makan berubah,tidak mengikuti anjuran kesehatan selama masa nifas dan merasa tidak puas atau putu asa. Depresi pasca melahirkan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk merawat bayinya. Ia dapat kurang tenaga ,tak dapat berkonsentrasi.gusar terus menerus,dan tak dapat memenuhi kebutuhan bayi akan cinta dan perhatian yang tak putus. Akibatnya penderita akan merasa bersalah dan kehilangan rasa percaya diri akan kemampuan sebagai ibu, dimana perasaan ini dapat memperburuk kondisi depresinya. Para ilmuwan percaya bahwa depresi ini dapat mempengaruhi kemampuan bayi dalam perkembangan bahasanya , dalam kedekatan emosionalnya dengan orang lain, dalam masalah bersikap,tingkat aktifitas yang lemah,masalah tidur dan distress.

2.8.Pencegahan Depresi Postpartum
            Pencegahan terbaik adalah dengan mengurangi factor resiko terjadinya gangguan psikologis pada ibu hamil dan ibu pasca persalinan (post partum) . hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi factor resiko yaitu:
a.       Pemberian dukungan dari pasangan ,keluarga,lingkungan,maupun professional selama kehamilan,persalinan dan pasca persalinan dapat mencegah depresi dan mempercepat  proses penyembuhan.
b.      Mencari tahu tentang gangguan psikologis yang mungkin terjadi pada ibu hamil dan ibu baru saja melahirkan sehingga jika terjadi gejala dapat dikenali dan ditangani segera.
c.       Konsumsi makanan sehat,istirahat cukup,dan olah raga minimal 15 menit perhari dapat menjaga suasana hati tetap baik.
d.      Mencegah pengambilan keputusan yang berat selama kehamilan.
e.       Mempersiapkan diri secara mental dengan membaca buku atau artikel tentang kehamilan dan persaliann,serta mendengarkan pengalaman wanita lain yang pernah melahirkan dapat membantu mengurangi ketakutan.
f.       Menyiapkan seseorang untuk membantu keperluan sehari-hari (memasaka,membersihkan rumah,belanja,dll)
  
2.9.Perawatan Depresi post partum
            Jika seorang ibu mengalami depresi selama masa nifas maka hal yang harus dilakukan adalahmencari pertolongan. Ada beberapa cara antara lain dengan berkonsultasi pada dokter jiwa / psikiater. Saat ini mereka adalah teman yang paling tepat untuk berkonsultasi, mereka juga akan memberikan solusi yang terbaik untuk ibu dan bayi yang telah dilahirkannya. Ada beberapa cara dalam melakukan terapi dan konsultasi dengan dokter jiwa/psikiater seperti dengan metode support group atau psikoterapi yang dapat dilakukan secar rutin dan berkala atau mungkin dengan obat-obtan.
            Ada dua macam perawatan depresi yaitu:
1.Terapi bicara dalah: sesi bicara dengan terapis , psikolog atau pekerja social untuk mengubah
   apa yang difikir , rasa dan lakukan oleh penderita akibat menderita depresi
2.Obat medis : obat anti depresi yang diresepkan oleh dokter. Sebelum mengkonsumsi obat anti
   depresi,sebaiknya didiskusikan benar obat mana yang tepat dan amn bagi bayi untuk
   dikonsumsi oleh ibu menyusui.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar